![]() |
Belajar Ecoprint di Lampung Bersama Kahut Sigerbori |
Belajar ecoprint di
Lampung – Beberapa minggu yang lalu, aku berkesempatan untuk mencoba hal
baru yang belum pernah kulakukan sebelumnya. Yakni, belajar ecoprint. Terlebih
lagi, teman baikku yang baru pulang dari Malaysia yang mengajak dan
mentraktirku. Huehehe...
Ada yang tahu ecoprint? Atau ada yang sudah pernah
menghasilkan karya dari teknik memberi motif kain dengan bahan alami ini? Pada
kesempatan kali ini aku akan sharing sedikit tentang pengalaman pertamaku belajar
ecoprint di Lampung bersama Kahut Sigerbori.
Ecoprint: Teknik Motif Kain dengan Bahan Alami
![]() |
Hasil Karya Ecoprint |
Ecoprint merupakan suatu teknik memberi pola (corak atau motif) pada kain menggunakan bahan alami. Bahan yang digunakan inilah yang membuatnya unik, karena pada umumnya proses pembuatan pola menggunakan berbagai bahan kimia.
Sementara dengan teknik ecoprint, kita bisa memanfaatkan
dedaunan dan bunga yang ada di alam. Bayangkan, ada begitu banyak jenis, dan
bentuk daun serta bunga yang ada. Maka, sudah tentu hasilnya akan menjadi motif
yang indah no debate! haha
Karena menggunakan bahan alami maka ecoprint ini jelas
bersifat ramah lingkungan ya, artinya nggak akan menimbulkan pencemaran pada
air maupun udara.
Kain yang digunakan pun berasal dari serat alami, misalnya
kanvas atau katun. Nah, penasaran nggak sih gimana proses pembuatannya?
Cekidot!
Cara Membuat Ecoprint
Beruntungnya lagi aku langsung diajarkan dengan mbak Anggra
selaku owner dari Kahut Sigerbori. Btw, Kahut Sigerbori ini adalah tempat
kursus dan workshop ecoprint pertama di Lampung yang dicetuskan oleh mbak Anggra.
Disana kita juga bisa melihat koleksi hasil karya dari
ecoprint, dan intip-intip produk yang dijualnya. So pasti, semua adalah hasil
dari ecoprint. Mulai dari pakaian, hijab, bahkan tas dengan motif-motif
dedaunan dan bunga super kece.
Nah, sebelum mulai membuatnya kita siapkan dulu bahan-bahanya
seperti berikut:
- Kain (katun/ kanvas/ sutera)
- Plastik mika
- Tali
- Ember untuk mencuci dan bilas
- Panci untuk mengukus
- Kompor
- Aneka daun/ bunga
- Tawas
- Soda abu
- TRO
- Pipa paralon
Sebelum kita mencetak aneka daun dan bunga ke kain. Kain harus
terlebih dahulu melewati proses mordanting.
Kala itu aku tidak mengikuti proses ini, karena sudah
dikerjakan lebih dulu dengan mbak Anggra. Sebab proses ini cukup memakan waktu
lama.
Sementara kursus yang aku dan temanku lakukan hanya satu
hari. Jelas tidak cukup waktu kalau mengerjakannya sejak tahapan awal.
Oya, maaf ya nggak banyak foto yang kutampilkan. Karena saat kursus begitu fokus sampai nggak sempat pegang hp buat fotoin step by step nya :p
Proses menempelkan aneka daun/ bunga
Setelah proses mordanting selesai, dan juga aneka daun serta
bunga direndam dengan air cuka. Maka kita baru bisa memulai menempelkan
daun-daun dan bunga tersebut di atas kain.
Meletakkannya juga sesuai kreativitas kita aja sih, bebas.
Nah, saat itu kami mendapat kain dengan ukuran 2 meter. Ukuran yang pas ya
kalau mau dijadikan outer.
Supaya hasilnya sesuai keinginan, sedari menempelkan aneka
daun kita harus sudah dulu merencanakan kain tesebut akan dijadikan jenis
pakaian apa.
Karena kita akan dengan mudah membuat pola-pola tersebut.
Misalnya aku akan menjadikannya outer, maka aku akan meletakkan dedaunan
tertentu di bagian depan. Supaya nanti saat jadi desainnya bagus. Hihi.
Oya, tidak sembarang daun bisa digunakan juga ya. Karena
hanya dedaunan yang mengandung tanin tinggi yang bisa menghasilkan karya
ecoprint bagus.
Karena dedaunan tersebut akan mengeluarkan warna alami yang
super cantik deh. Contoh dedaunan dengan tanin tinggi misalnya daun jarak,
katuk, kelor, papaya, singkong, jati, dan lain-lain.
Sementara bunga-bungaan yang waktu itu aku gunakan seperti
bunga telang dan bunga kenikir yang cantik itu loh.
Gulung dengan pipa paralon dan proses pengukusan
Setelah semua daun ditempel di atas kain, kita gulung kain
tersebut dengan pipa paralon. Ikat dengan tali, dan kukus sekitar dua jam.
Proses pengukusan ini yang bikin dag dig dug, karena kalau
kata mbak Anggra kita nggak pernah tahu hasilnya akan jadi seperti apa.
Sebab, meskipun menggunakan daun yang sama tapi hasilnya
belum tentu menciptakan warna yang sama. Ini juga tergantung dengan cuaca alam
loh.
Misalkan sedang musim hujan, atau musim kemarau karena
kandungan air di dalam daun juga memengaruhi.
Melepas ikatan kain
![]() |
Proses Setelah Pengukusan |
Setelah pengukusan selesai, saatnya membuka ikatan kain. Ini
adalah momen yang menegangkan. Hehe.. Karena kita akan melihat kejutan yang
alam bikin. Why?
Karena yang kubilang sebelumnya tadi, kita nggak tahu dengan
pasti seperti apa hasilnya. Apakah daun-daun yang kita tempelkan benar-benar
akan tercetak dengan sempurna? Atau malah warnanya samar-samar?
Dan... tara seperti inilah hasilnya. Kalau kata mbak Anggra
untuk pemula, dan baru pertama kali belajar dan bikin, ini hasil yang bagus.
Yah, mengingat bahwa teknik ecoprint ini kelihatannya aja
mudah. Tapi sesungguhnya tidak Esmeralda!
Setelah ini kain diangin-anginkan supaya kering secara
alami. Tapi, nggak dijemur ya. Karena kalau langsung terkena sinar matahari bisa
nggak bagus nanti hasilnya.
Fiksasi dan mencuci kain
![]() |
Proses Pengeringan dan Siap Difiksasi |
Kalau sudah diangin-anginkan selama sekitar 10 hari, barulah si kain ini bisa difiksasi dan dicuci.
Fikasisi adalah tahapan terakhir dalam proses pembuatan kain
dengan teknik ecoprint ini. Caranya dengan merendam kain dengan campuran tawas
selama kurang lebih satu jam.
Lalu, baru deh kain bisa dijemur di bawah sinar matahari.
Tapi, tahapan yang satu ini aku melakukannya sendiri di rumah.
Eh, nggak ding. Temanku yang bantu aku untuk fiksasi
kainnya. Hehe...
Kalau sudah difiksasi dan sudah kering dengan sempurna, baru
kain bisa dicuci dengan deterjen yang lembut. Kemudian bisa digunakan, mau
dibuat menjadi baju, kain pantai, atau outer... Bebas :)
Oya selain belajar Ecoprint dengan teknik steaming alias dikukus ini. Aku dan temanku juga diajarkan belajar teknik pounding (dipukul).
![]() |
Proses Ecoprint Teknik Pukul |
Honestly, ini adalah pengalaman yang seru dan menambah wawasan tentunya. Buat kalian yang ingin intip karya-karya dari mbak Anggra dan teman-teman, bisa intip di Instagram Kahut Sigerbori ya.
Hasil ecoprint dari Kahut Sigerbori juga bisa kamu beli di e-commerce Tokopedia loh.
Well, itu dia pengalamanku belajar ecoprint di Lampung bersama Kahut Sigerbori. Semoga bisa menambah wawasan kita bersama ya. See you! :)
put, ini cakep banget. aku pernah sih dulu liat tetangga depan yang suka bikin kain dikasih warna, tapi bukan ecoprint yang pake dedaunan gini sih. ini nggak pake pewarna buatan ya?
ReplyDeleteLucuuuuu mbak put.. Aku pernah liat adik kelasku juga bikin ginian ☺
ReplyDeleteini sih keren Puutt.. Jadi bisa bikin sesuai selera kita. Aku jadi pengen nyoba nih, seringnya nengok di DIY 5 minute craft aja, haha..
ReplyDeleteWhoa... Ini tuh keren banget kakak 😍😍 Jadi pengen ikutan deh. Andai di sini ada...
ReplyDeletewah aku jadi kepikiran bebikinan begini sama anakku loh. apa kahut digerbori juga jual kit untuk pemula bikin ecoprint gini mbak put? pengen coba aah
ReplyDeletewah keren nih, aku pernah lihat konsep ini di pinterest tapi belum pernah nyoba. peluruhan warnanya karena proses fiksasi tawas mungkin ya kak?
ReplyDeleteseru banget ya Kak ikut kursus sehari gini, jadi tahu teknik dan step by step ecoprint ini.
ReplyDeletemotif daunnya ini benar-benar asli ya, kelihatan banget bentuk dan ukurannya pun juga beragam ;)
waaah cantik ya mbak :) meski alami tp warnanya tetap cantikk lhoo :) ini harga jualnya bisa tinggi nih hihii
ReplyDeletewaah keren ya mbak :) ini alami tapi warnanya tetep menarik lhoo, harga jualnya bisa tinggi nih hihiii
ReplyDeleteMofifnya keren-keren euy. Senang bisa belajar hal yang kayak gini. Apalagi sekarang saya juga tertariknya sama produk2 atau kerajinan yang ramah lingkungan seperti ecoprint ini.
ReplyDeleteAku tau tentang ecoprint karena ibuku kemarin sempat bikin kak. Tapi warnanya gak begitu keluar di kainnya, mungkin salah waktu pemilihan daun ya?
ReplyDelete