Belajar Ecoprint di Lampung Bersama Kahut Sigerbori

Sunday, March 7, 2021 : 12:09

 

belajar-ecoprint-lampung-kahut-sigerbori
Belajar Ecoprint di Lampung Bersama Kahut Sigerbori

Belajar ecoprint di Lampung – Beberapa minggu yang lalu, aku berkesempatan untuk mencoba hal baru yang belum pernah kulakukan sebelumnya. Yakni, belajar ecoprint. Terlebih lagi, teman baikku yang baru pulang dari Malaysia yang mengajak dan mentraktirku. Huehehe...

Ada yang tahu ecoprint? Atau ada yang sudah pernah menghasilkan karya dari teknik memberi motif kain dengan bahan alami ini? Pada kesempatan kali ini aku akan sharing sedikit tentang pengalaman pertamaku belajar ecoprint di Lampung bersama Kahut Sigerbori.

Ecoprint: Teknik Motif Kain dengan Bahan Alami

belajar-ecoprint-lampung-kahut-sigerbori
Hasil Karya Ecoprint

Ecoprint merupakan suatu teknik memberi pola (corak atau motif) pada kain menggunakan bahan alami. Bahan yang digunakan inilah yang membuatnya unik, karena pada umumnya proses pembuatan pola menggunakan berbagai bahan kimia.

Sementara dengan teknik ecoprint, kita bisa memanfaatkan dedaunan dan bunga yang ada di alam. Bayangkan, ada begitu banyak jenis, dan bentuk daun serta bunga yang ada. Maka, sudah tentu hasilnya akan menjadi motif yang indah no debate! haha

Karena menggunakan bahan alami maka ecoprint ini jelas bersifat ramah lingkungan ya, artinya nggak akan menimbulkan pencemaran pada air maupun udara.

Kain yang digunakan pun berasal dari serat alami, misalnya kanvas atau katun. Nah, penasaran nggak sih gimana proses pembuatannya? Cekidot!

Cara Membuat Ecoprint

Beruntungnya lagi aku langsung diajarkan dengan mbak Anggra selaku owner dari Kahut Sigerbori. Btw, Kahut Sigerbori ini adalah tempat kursus dan workshop ecoprint pertama di Lampung yang dicetuskan oleh mbak Anggra.

Disana kita juga bisa melihat koleksi hasil karya dari ecoprint, dan intip-intip produk yang dijualnya. So pasti, semua adalah hasil dari ecoprint. Mulai dari pakaian, hijab, bahkan tas dengan motif-motif dedaunan dan bunga super kece.

Nah, sebelum mulai membuatnya kita siapkan dulu bahan-bahanya seperti berikut:

  • Kain (katun/ kanvas/ sutera)
  • Plastik mika
  • Tali
  • Ember untuk mencuci dan bilas
  • Panci untuk mengukus
  • Kompor
  • Aneka daun/ bunga
  • Tawas
  • Soda abu
  • TRO
  • Pipa paralon

Sebelum kita mencetak aneka daun dan bunga ke kain. Kain harus terlebih dahulu melewati proses mordanting.

Kala itu aku tidak mengikuti proses ini, karena sudah dikerjakan lebih dulu dengan mbak Anggra. Sebab proses ini cukup memakan waktu lama.

Sementara kursus yang aku dan temanku lakukan hanya satu hari. Jelas tidak cukup waktu kalau mengerjakannya sejak tahapan awal.

Oya, maaf ya nggak banyak foto yang kutampilkan. Karena saat kursus begitu fokus sampai nggak sempat pegang hp buat fotoin step by step nya :p

Proses menempelkan aneka daun/ bunga

Setelah proses mordanting selesai, dan juga aneka daun serta bunga direndam dengan air cuka. Maka kita baru bisa memulai menempelkan daun-daun dan bunga tersebut di atas kain.

Meletakkannya juga sesuai kreativitas kita aja sih, bebas. Nah, saat itu kami mendapat kain dengan ukuran 2 meter. Ukuran yang pas ya kalau mau dijadikan outer.

Supaya hasilnya sesuai keinginan, sedari menempelkan aneka daun kita harus sudah dulu merencanakan kain tesebut akan dijadikan jenis pakaian apa.

Karena kita akan dengan mudah membuat pola-pola tersebut. Misalnya aku akan menjadikannya outer, maka aku akan meletakkan dedaunan tertentu di bagian depan. Supaya nanti saat jadi desainnya bagus. Hihi.

Oya, tidak sembarang daun bisa digunakan juga ya. Karena hanya dedaunan yang mengandung tanin tinggi yang bisa menghasilkan karya ecoprint bagus.

Karena dedaunan tersebut akan mengeluarkan warna alami yang super cantik deh. Contoh dedaunan dengan tanin tinggi misalnya daun jarak, katuk, kelor, papaya, singkong, jati, dan lain-lain.

Sementara bunga-bungaan yang waktu itu aku gunakan seperti bunga telang dan bunga kenikir yang cantik itu loh.

Gulung dengan pipa paralon dan proses pengukusan

Setelah semua daun ditempel di atas kain, kita gulung kain tersebut dengan pipa paralon. Ikat dengan tali, dan kukus sekitar dua jam.

Proses pengukusan ini yang bikin dag dig dug, karena kalau kata mbak Anggra kita nggak pernah tahu hasilnya akan jadi seperti apa.

Sebab, meskipun menggunakan daun yang sama tapi hasilnya belum tentu menciptakan warna yang sama. Ini juga tergantung dengan cuaca alam loh.

Misalkan sedang musim hujan, atau musim kemarau karena kandungan air di dalam daun juga memengaruhi.

Melepas ikatan kain

belajar-ecoprint-lampung-kahut-sigerbori
Proses Setelah Pengukusan

Setelah pengukusan selesai, saatnya membuka ikatan kain. Ini adalah momen yang menegangkan. Hehe.. Karena kita akan melihat kejutan yang alam bikin. Why?

Karena yang kubilang sebelumnya tadi, kita nggak tahu dengan pasti seperti apa hasilnya. Apakah daun-daun yang kita tempelkan benar-benar akan tercetak dengan sempurna? Atau malah warnanya samar-samar?

Dan... tara seperti inilah hasilnya. Kalau kata mbak Anggra untuk pemula, dan baru pertama kali belajar dan bikin, ini hasil yang bagus.

Yah, mengingat bahwa teknik ecoprint ini kelihatannya aja mudah. Tapi sesungguhnya tidak Esmeralda!

Setelah ini kain diangin-anginkan supaya kering secara alami. Tapi, nggak dijemur ya. Karena kalau langsung terkena sinar matahari bisa nggak bagus nanti hasilnya.

Fiksasi dan mencuci kain

belajar-ecoprint-lampung-kahut-sigerbori
Proses Pengeringan dan Siap Difiksasi

Kalau sudah diangin-anginkan selama sekitar 10 hari, barulah si kain ini bisa difiksasi dan dicuci.

Fikasisi adalah tahapan terakhir dalam proses pembuatan kain dengan teknik ecoprint ini. Caranya dengan merendam kain dengan campuran tawas selama kurang lebih satu jam.

Lalu, baru deh kain bisa dijemur di bawah sinar matahari. Tapi, tahapan yang satu ini aku melakukannya sendiri di rumah.

Eh, nggak ding. Temanku yang bantu aku untuk fiksasi kainnya. Hehe...

Kalau sudah difiksasi dan sudah kering dengan sempurna, baru kain bisa dicuci dengan deterjen yang lembut. Kemudian bisa digunakan, mau dibuat menjadi baju, kain pantai, atau outer... Bebas :)

Oya selain belajar Ecoprint dengan teknik steaming alias dikukus ini. Aku dan temanku juga diajarkan belajar teknik pounding (dipukul).

belajar-ecoprint-lampung-kahut-sigerbori
Proses Ecoprint Teknik Pukul

Honestly, ini adalah pengalaman yang seru dan menambah wawasan tentunya. Buat kalian yang ingin intip karya-karya dari mbak Anggra dan teman-teman, bisa intip di Instagram Kahut Sigerbori ya.

Hasil ecoprint dari Kahut Sigerbori juga bisa kamu beli di e-commerce Tokopedia loh.

Well, itu dia pengalamanku belajar ecoprint di Lampung bersama Kahut Sigerbori. Semoga bisa menambah wawasan kita bersama ya. See you! :)

 

Share this Article

Terimakasih ya sudah berkunjung dan membaca artikel di blog ini. Komentar kamu akan muncul setelah disetujui, SPAM dan link hidup otomatis dihapus.

11 comments:

  1. put, ini cakep banget. aku pernah sih dulu liat tetangga depan yang suka bikin kain dikasih warna, tapi bukan ecoprint yang pake dedaunan gini sih. ini nggak pake pewarna buatan ya?

    ReplyDelete
  2. Lucuuuuu mbak put.. Aku pernah liat adik kelasku juga bikin ginian ☺

    ReplyDelete
  3. ini sih keren Puutt.. Jadi bisa bikin sesuai selera kita. Aku jadi pengen nyoba nih, seringnya nengok di DIY 5 minute craft aja, haha..

    ReplyDelete
  4. Whoa... Ini tuh keren banget kakak 😍😍 Jadi pengen ikutan deh. Andai di sini ada...

    ReplyDelete
  5. wah aku jadi kepikiran bebikinan begini sama anakku loh. apa kahut digerbori juga jual kit untuk pemula bikin ecoprint gini mbak put? pengen coba aah

    ReplyDelete
  6. wah keren nih, aku pernah lihat konsep ini di pinterest tapi belum pernah nyoba. peluruhan warnanya karena proses fiksasi tawas mungkin ya kak?

    ReplyDelete
  7. seru banget ya Kak ikut kursus sehari gini, jadi tahu teknik dan step by step ecoprint ini.
    motif daunnya ini benar-benar asli ya, kelihatan banget bentuk dan ukurannya pun juga beragam ;)

    ReplyDelete
  8. waaah cantik ya mbak :) meski alami tp warnanya tetap cantikk lhoo :) ini harga jualnya bisa tinggi nih hihii

    ReplyDelete
  9. waah keren ya mbak :) ini alami tapi warnanya tetep menarik lhoo, harga jualnya bisa tinggi nih hihiii

    ReplyDelete
  10. Mofifnya keren-keren euy. Senang bisa belajar hal yang kayak gini. Apalagi sekarang saya juga tertariknya sama produk2 atau kerajinan yang ramah lingkungan seperti ecoprint ini.

    ReplyDelete
  11. Aku tau tentang ecoprint karena ibuku kemarin sempat bikin kak. Tapi warnanya gak begitu keluar di kainnya, mungkin salah waktu pemilihan daun ya?

    ReplyDelete